Adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan berbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah
proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Proporsi
Hubungan
dari satu bagian ke bagian lain sehubungan dengan besarnya, kuantitas atau
derajat; pemilihan kuantitatif dari bagian-bagian komponen dari suatu komposisi relatif terhadap
satu sama lain dalam hal jumlah relatif.
Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Contoh proporsi :
1. Bentuk:
a. Tunggal,
proposisi yang memiliki satu subjek dan predikat.
Contoh: saya sedang belajar bahasa indonesia
b. Majemuk, proposisi yang memiliki satu ubjek dan lebih dari satu predikat.
Contoh: Adik belajar menghafal dan menulis
Contoh: saya sedang belajar bahasa indonesia
b. Majemuk, proposisi yang memiliki satu ubjek dan lebih dari satu predikat.
Contoh: Adik belajar menghafal dan menulis
2. Sifat:
a. Kategorial,
proposisi dimana hubungan subjek dan predikat tidak memerlukan syarat apapun.
Contoh: Semua kursi diruangan itu berwarna coklat
b. Kondisional, proposisi dimana hubungan subjek dan predikatnya membutuhkan syarat tertentu.
Contoh: Jika saya lulus ujian,Ayah akan memberikan hadiah
Contoh: Semua kursi diruangan itu berwarna coklat
b. Kondisional, proposisi dimana hubungan subjek dan predikatnya membutuhkan syarat tertentu.
Contoh: Jika saya lulus ujian,Ayah akan memberikan hadiah
3. Kualitas:
a.
Positif atau Afirmatif, proposisi dimana predikatnya membenarkan subjeknya.
Contoh: Semua dokter adalah orang pintar
b. Negatif, proposisi dimana predikatnya tidak memerlukan subjeknya.
Contoh: Tidak ada seekor gajah pun yang seperti semut
Contoh: Semua dokter adalah orang pintar
b. Negatif, proposisi dimana predikatnya tidak memerlukan subjeknya.
Contoh: Tidak ada seekor gajah pun yang seperti semut
4. Kuantitas:
a.
Universal, proposisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari subjeknya.
Contoh: Semua mahasiswa memiliki KTM
Contoh: Semua mahasiswa memiliki KTM
Inferensi
Proses menyimpulkan ungkapan dari sebuah pengamatan yang dianggap benar.
Proses
inferensi terjadi ketika dalam proses yang dapat digunakan oleh lawan bicara
untuk memperoleh implikatur-implikatur dari ujaran penutur yang dikombinasikan
dengan ciri konteks pada dasarnya merupakan proses inferensi. Konteks
implikatur diperoleh bukan diberikan tetapi diciptakan.
Terdapat dua jenis metode inferensi :
1. Inferensi Langsung, yang kesimpulannya ditarik
dari hanya satu premis.
Contoh : aki mesin mobil Adi rusak sedangkan
Adi besok harus pergi ke kantor, tetapi Bengkel di dekat rumahnya tutup.
Kesimpulan : Adi besok tidak masuk kerja
karena aki mesin mobilnya rusak
2. Inferensi Tak Langsung, yang kesimpulannya
ditarik dari dua / lebih premis.
Contoh :
A : Adi.Rika, dan Bono sangat senang
dibelikan pizza hut oleh ibu
B : sayang Ibu hanya membeli sedikit
Inferensi yang menjembati kedua ucapan
tersebut misalnya berikut ini.
C : pizza hut yang dibelikan ibu rasa tuna
Implikasi
pernyataan majemuk yang disusun dari dua buah pernyataan alasan dan
kesimpulan dalam bentuk sebab akibat. Contoh :
x : saya naik motor ke kampus
y : saya tidak terlambat
konvers : jika saya tidak terlambat, maka saya naik
motor ke kampus
invers :
jika saya tidak naik motor ke kampus, maka saya terlambat
kontraposisi :
jika saya terlambat, maka saya tidak naik motor ke kampus
Wujud
Evidensi
Evidensi adalah semua fakta
yang ada, yang di hubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan
pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi
sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara
pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. Data dan
informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena
itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan
yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi.
Cara
Menguji Faktor
Untuk menguji apakah data informasi
yang kita peroleh itu merupakan fakta atau bukan, maka harus diadakan
penilaian. Penilaian tersebut merupakan penilaian tingkat pertama untuk
mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu harus
mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat
digunakan, sehingga benar-benar meyakinkan kesimpulan yang akan diambil.
1. Konsistensi
adalah melakukan suatu
kegiatan secara terus menerus dengan tekun dan benar tanpa keluar dari jalur
atau batasan batasan yang telah di tentukan maupun sesuai dengan ucapan yang
telah dilontarkan. konsisten salah satu sikap dari manusia yang sifatnya
adalah untuk memegang teguh suatu prinsip atau pendirian dari segala hal yang
telah di tentukan.
2. Koherensi
adalah bagaimana membuat peralihan-peralihan yang
jelas antar ide-ide, membuat hubungan yang jelas antar kalimat dari sebuah paragraph dan
membuat hubungan antar paragraph jelas dan mempermudah para pembaca untuk
mengerti. Koherensi haruslah jelas, lengkap, susunan serta pengembangan
materinya harus logis.
Cara
Menguji Autoritas
Menghidari semua desas-desus atau kesaksian, baik
akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat
yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
Ada beberapa cara sebagai berikut :
1. Tidak mengandung
prasangka
pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang
dilakukannya.
2. Pengalaman
dan pendidikan autoritas
Dasar kedua menyangkut pengalaman dan
pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal.
Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan
sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang
dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat
kedudukannya.
3. Kemashuran
dan prestise
Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti
apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya
sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.
4. Koherensi
dengan kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang
diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren
dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.
sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://genryusai.wordpress.com/2012/03/09/pengertian-penalaran/
http://id.termwiki.com/ID:proportion_%E2%82%83
http://wordpress.com
http://didin.lecture.ub.ac.id/pragmatik/inferensi
http://yk-edu.org/menulis%202%202005/koherensi.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar