Jumat, 18 April 2014

Karya Ilmiah

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Ciri – ciri Karya Ilmiah
    1. Objektif. Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga, setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa di pertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek kebenaran dan keabsahanya.

   2. Netral. Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat ‘mengajak’, ‘membujuk’, atau ‘mempengaruhi’ pembaca dihindarkan.

 3. Sistematis. Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.

     4.  Logis. Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.

    5. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan). Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan. 


Macam – macam Karya Ilmiah

1. Makalah
Makalah adalah karya tulis yang bersifat ilmiah tentang topik atau tema tertentu yang mana cakupannya masih berada pada ruang lingkup suatu pembahasan, permasalahan, dan juga suatu kesimpulan dari penyajian suatu pembahasan. Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka.

2. Jurnal Ilmiah
Jurnal ilmiah merupakan salah satu jenis jurnal akademik di mana penulis mempublikasikan artikel ilmiah. Untuk memastikan kualitas ilmiah pada artikel yang diterbitkan, suatu artikel biasa diteliti oleh rekan-rekan sejawatnya dan direvisi oleh penulis, hal ini dikenal sebagai peer review (penelaahan sejawat).
Terdapat berbagai jurnal ilmiah yang mencakup semua bidang ilmu, juga ilmu sosial dan humaniora. Penerbitan dalam bentuk artikel ilmiah biasanya lebih penting untuk bidangilmu pengetahuan alam maupun kedokteran dibandingkan dengan bidang akademik lain.

3. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.
Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.

4. Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.
Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.

5. Disertasi
Disertasi adalah paparan diskusi yang menyertai sebuah pendapat atau argumen. Pendapat atau argumen itu sendiri disebut sebagai tesis. Umumnya, istilah disertasi dan tesis dipakai untuk mengacu pemaparan diskusi yang bersifat skolar atau akademis.
Beberapa perguruan tinggi menggunakan istilah disertasi spesifik untuk tesis akademik dalam jenjang doktoral.

Sikap Ilmiah
  · Sikap Ingin Tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya, maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.

   · Sikap Kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.

    ·  Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.

    · Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.

   · Sikap menghargai karya orang lain : Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.

  · Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan–kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.

 · Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.







Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah
http://hanifahmadi.blogspot.com/2011/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://www.bestektur.com/2013/05/arti-dan-pengertian-makalah-serta.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Jurnal_ilmiah
https://girlycious09.wordpress.com/tag/ciri-ciri-karya-ilmiah/
http://id.wikipedia.org/wiki/Disertasi










Rabu, 26 Maret 2014

INDUKTIF

Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir denganbertolak dari hal-hal khusus ke umum. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Contoh :
      ·         Besi memuai jika dipanaskan
      ·         Alumunium memuai jika dipanaskan
      ·         Tembaga memuai jika dipanaskan
      ·         Semua logam memuai jika dipanaskan


Generalisasi
Adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh :
    ·          Raffi Ahmad adalah pembawa acara televisi, dan ia berpenampilan menarik
     ·       Andika Pratama adalah pembawa acara televisi, dan ia berpenampilan menarik
      ·         Generalisasi : Semua pembawa acara televisi berpenampilan menarik

Macam-macam Generalisasi
      1.      Generalisasi Sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh :
·         Semua bulan masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31 hari.

      2.      Generalisasi Tidak Sempurna
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Generalisasi ini dapat menghasilkan kebenaran bila melalui pengujian yang benar.
Contoh :
·         Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana jeans.


Analogi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yangmempunyai sifat yang sama. Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :
      1.      Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
      2.      Meramalkan kesamaan
      3.      Menyingkapkan kekeliruan
      4.      Klasifikasi

Contoh :
Orang yang tidak memiliki tujuan dalam hidupnya tidak akan menjalani hidupnya dengan baik, ia akan selalu dalam keraguan, sama seperti seseorang yang hidup di dalam rumah tanpa penerangan. Ia akan berjalan tak tahu arah, tak jelas kemana ia berjalan sehingga ia akan mudah tertabrak benda yang ada disekitarnya.

Jenis-jenis Analogi :
      1.      Analogi Induktif
Analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua.
Contoh :
Budi Terpaksa dipecat dari kantornya di PT. ABC karena terlambat masuk kerja, Boni juga akan di pecat dari kantornya di PT. ABC jika terlambat masuk kerja.

     2.      Analogi Deklaratif
Metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Contoh :
metode pengajaran yang diberikan oleh guru kepada murid-muridnya haruslah memiliki waktu yang efektif. Pemberian materi kepada murid-murid sebaiknya sesuai dengan kapasitas murid sejauh mana murid dapat menampung materi yang diberikan. Sama halnya dengan ember yang terus menerus diisi air, pada akhirnya akan tumpah juga jika terus menerus diisi dengan air.


Kausal
Penalaran yang bertolak dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjadi dalam rangkaian sebab akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang muncul tanpa penyebab.

Macam-macam hubungan kausal :
      1.      Sebab – akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Disamping ini pola seperti ini juga dapat menyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap suatu akibat yang nyata.
Contoh :
Kemarin Budi kehujanan saat pulang sekolah, maka hari ini Budi sakit

      2.      Akibat – sebab
Hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.
Contoh :
Kampung Pulo termasuk daerah yang sering banjir, hal itu disebabkan warganya sering buang sampah sembarangan.

      3.      Akibat – akibat
Suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.
Contoh :
Kemarin Budi mengalami kecelakaan motor akibat menabrak mobil. Akibat dari kecelakaan tersebut Budi mengalami patah kaki dan harus dirawat di rumah sakit.


Hipotesis dan Teori
Hipotesa adalah sebuah Informasi yang masih belum teruji kebenarannya, sedangkan Teori adalah sebuah fakta yang tepat dan bisa dipertanggung jawabkan. Teori adalah azas – azas yang umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang – kurangnya data dipercaya untuk menerangkan fenomena – fenomena yang ada. Hipotese merupakan suatu dugan yang bersifat sementara mengenai sebab –sebab atau relasi antara fenomena – fenomena, sedangkan teori merupakan hipotese yang telah di uji dan yang dapat diterapkan pada fenomena – fenomena yang relevan atau sejenis. Dengan demikian, walaupun hipotese merupakan cara yang baik untuk mempertalikan fakta –fakta tertentu, suatu waktu hipotese itu dapat ditolak karena fakta – fakta baru yang dijumpai bertentangan atau tidak lagi menunjang hipotese tadi. Sebab itu persoalan yang dihadapi adalah bagaimana merumuskan sebuah hipotese yang kuat.
Contoh :
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi gelap, maka seseorang dapat menyimpulkan bahwa sebentar lagi akan turun hujan.








Sumber :







Senin, 10 Maret 2014

DEDUKTIF

Penalaran Deduktif, yaitu adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.


Silogisme
Adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis, yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan menurut prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi. Silogisme merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang menyusun suatu argumentasi.

      1. Silogisme Kategorial
Silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
Premis umum                : Semua mahasiswa adalah lulusan SMA
Premis khusus               : Budi adalah mahasiswa
Premis simpulan            : Budi lulusan SMA

      2. Silogisme Hipotesis
Argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotesis, sedangkan premis minornya adalah proposisi kategori. Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
Premis umum                : Jika tidak minum, Budi akan dehidrasi
Premis khusus               : Minum tidak ada
Premis simpulan            : Jadi, Budi akan dehidrasi

      3. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
Premis umum                : Budi berada di Bali atau Surabaya
Premis khusus               : Budi berada di Bali
Premis simpulan            : Jadi, Budi tidak berada di Surabaya


Emiten
Entimem adalah silogisme yang diperpendek. Entimen tidak peerlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya.
Contoh :
Premis umum                : Semua orang yang ingin sukses, harus bekerja keras
Premis khusus               : Budi orang yang ingin sukses
Premis simpulan            : Maka, Budi harus bekerja keras









Sumber :



Jumat, 07 Maret 2014

PENALARAN

Adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan berbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. 

Proporsi
Hubungan dari satu bagian ke bagian lain sehubungan dengan besarnya, kuantitas atau derajat; pemilihan kuantitatif dari bagian-bagian komponen dari suatu komposisi relatif terhadap satu sama lain dalam hal jumlah relatif. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Contoh proporsi :
      1. Bentuk:
a. Tunggal, proposisi yang memiliki satu subjek dan predikat.
Contoh: saya sedang belajar bahasa indonesia
b. Majemuk, proposisi yang memiliki satu ubjek dan lebih dari satu predikat.
Contoh: Adik belajar menghafal dan menulis

      2. Sifat:
a. Kategorial, proposisi dimana hubungan subjek dan predikat tidak memerlukan syarat apapun.
Contoh: Semua kursi diruangan itu berwarna coklat
b. Kondisional, proposisi dimana hubungan subjek dan predikatnya membutuhkan syarat tertentu.
Contoh: Jika saya lulus ujian,Ayah akan memberikan hadiah

      3. Kualitas:
a. Positif atau Afirmatif, proposisi dimana predikatnya membenarkan subjeknya.
Contoh: Semua dokter adalah orang pintar
b. Negatif, proposisi dimana predikatnya tidak memerlukan subjeknya.
Contoh: Tidak ada seekor gajah pun yang seperti semut

      4. Kuantitas:
a. Universal, proposisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari subjeknya.
Contoh: Semua mahasiswa memiliki KTM


Inferensi
Proses menyimpulkan ungkapan dari sebuah pengamatan yang dianggap benar. Proses inferensi terjadi ketika dalam proses yang dapat digunakan oleh lawan bicara untuk memperoleh implikatur-implikatur dari ujaran penutur yang dikombinasikan dengan ciri konteks pada dasarnya merupakan proses inferensi. Konteks implikatur diperoleh bukan diberikan tetapi diciptakan.

Terdapat dua jenis metode inferensi :
      1. Inferensi Langsung, yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis.
Contoh : aki mesin mobil Adi rusak sedangkan Adi besok harus pergi ke kantor, tetapi Bengkel di dekat rumahnya tutup.
Kesimpulan : Adi besok tidak masuk kerja karena aki mesin mobilnya rusak

      2. Inferensi Tak Langsung, yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis.
Contoh :
A : Adi.Rika, dan Bono sangat senang dibelikan pizza hut oleh ibu
B : sayang Ibu hanya membeli sedikit
Inferensi yang menjembati kedua ucapan tersebut misalnya berikut ini.
C : pizza hut yang dibelikan ibu rasa tuna


Implikasi
pernyataan majemuk yang disusun dari dua buah pernyataan alasan dan kesimpulan dalam bentuk sebab akibat. Contoh :

x : saya naik motor ke kampus
y : saya tidak terlambat

konvers            : jika saya tidak terlambat, maka saya naik motor ke kampus
invers               : jika saya tidak naik motor ke kampus, maka saya terlambat
kontraposisi      : jika saya terlambat, maka saya tidak naik motor ke kampus


Wujud Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang di hubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi.


Cara Menguji Faktor
Untuk menguji apakah data informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta atau bukan, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan, sehingga benar-benar meyakinkan kesimpulan yang akan diambil.   
      
      1. Konsistensi
adalah melakukan suatu kegiatan secara terus menerus dengan tekun dan benar tanpa keluar dari jalur atau batasan batasan yang telah di tentukan maupun sesuai dengan ucapan yang telah dilontarkan. konsisten salah satu sikap dari manusia yang sifatnya adalah untuk memegang teguh suatu prinsip atau pendirian dari segala hal yang telah di tentukan.
  
      2. Koherensi
adalah bagaimana membuat peralihan-peralihan yang jelas antar ide-ide, membuat  hubungan yang jelas antar kalimat dari sebuah paragraph dan membuat hubungan antar paragraph jelas dan mempermudah para pembaca untuk mengerti. Koherensi haruslah jelas, lengkap, susunan serta pengembangan materinya harus logis.


Cara Menguji Autoritas
Menghidari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :

      1. Tidak mengandung prasangka
pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.

      2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.

      3. Kemashuran dan prestise
Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.     

      4. Koherensi dengan kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.




sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://genryusai.wordpress.com/2012/03/09/pengertian-penalaran/
http://id.termwiki.com/ID:proportion_%E2%82%83
http://wordpress.com
http://didin.lecture.ub.ac.id/pragmatik/inferensi

http://yk-edu.org/menulis%202%202005/koherensi.htm

Minggu, 12 Januari 2014

Bagaimana Pendapat Anda Dengan Terhadap Perilaku Konsumen Di Jabodetabek Khususnya Kota Depok

Perilaku konsumen adalah proses dan aktifitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal – hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

Menurut John C. Mowen dan Michael Minor mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi berbagai produk,jasa dan pengalaman serta ide-ide.

Menurut saya perilaku konsumen di jabodetabek sangatlah padat, bagaimana tidak banyak barang baru untuk kebutuhan konsumen yang mudah masuk ke daerah jabodetabek. Karna jabodetabek termasuk daerah yang sangat strategis untuk memulai perindustrian. Apalagi di Kota Depok, kota yang kini sudah seperti Ibu Kota. Sudah di padati oleh banyak gedung bertingkat seperti mall dan pertokoan. Perilaku konsumen di Depok sangatlah padat juga, karena jalur untuk menuju Depok tidaklah sulit, jadi sangat mudah bagi para investor dari Jakarta atau Bogor yang ingin berinvestasi di Kota Depok. Selain itu Depok juga sudah menjadi kota yang ramai, sehingga perilaku konsumen pun pastinya akan semakin meningkat.




Sumber :



Apa yang Mempengaruhi dan Alasan Anda Dalam Memutuskan Untuk Membeli Suatu Barang

Menurut saya ada beberapa hal yang mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu barang, yaitu seperti faktor budaya, sosial, pribadi, psikologis. Berikut saya akan jelaskan terlebih dahulu dari faktor - faktor tersebut.

1. Faktor Budaya
Merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian suatu produk

2. Faktor Sosial
Mempengaruhi seseorang dalam pembelian suatu produk. Biasanya faktor yang mempengaruhi secara sosial adalah suatu barang yang sedang trend modelnya di masyarakat

3. Faktor Pribadi
Faktor yang paling menentukan dalam pembelian suatu produk

4. Faktor Psikologis 
Terkait dengan persepsi, motivasi, ingatan dan pembelajaran serta sikapseorang manusia

Jadi seorang konsumen pasti akan memikirkan beberapa faktor tersebut sebelum membeli suatu barang dan konsumen juga pasti akan memikirkan mana barang yang terpenting dahulu untuk di beli.


Bagi saya, membeli suatu barang itu tidak sembarangan membeli. Pasti kita terlebih dahulu mencari tahu latar belakang produk yang akan kita beli. Mencari informasi tentang produk yang akan kita beli, apakan produk itu baik untuk dan berguna jika kita membelinya. Selain itu saya juga akan melihat kualitas dari barang yang akan saya beli itu. 

Memang terkadang kualitas bagus, harganya pun juga bagus atau mahal. Dan ada pula harga yang terjangkau dengan kualitas tidak begitu buruk. Dari situ saya yakin pembeli akan berpikir kembali akan membeli produk yang mahal tetapi berkualitas baik atau produk yang murah dengan kualitas yang tidak begitu buruk. Saya rasa pembeli harus mempunyai keputusan tersendiri atas barang yang akan dibelinya, kalau saya pasti akan membeli barang yang agak mahal tapi kualitas baik, karna menurut saya pasti barang tersebut akan jauh lebih awet jika digunakan dan akan menimbulkan kepuasan tersendiri bagi saya.