Senin, 10 Maret 2014

DEDUKTIF

Penalaran Deduktif, yaitu adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.


Silogisme
Adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis, yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan menurut prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi. Silogisme merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang menyusun suatu argumentasi.

      1. Silogisme Kategorial
Silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
Premis umum                : Semua mahasiswa adalah lulusan SMA
Premis khusus               : Budi adalah mahasiswa
Premis simpulan            : Budi lulusan SMA

      2. Silogisme Hipotesis
Argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotesis, sedangkan premis minornya adalah proposisi kategori. Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
Premis umum                : Jika tidak minum, Budi akan dehidrasi
Premis khusus               : Minum tidak ada
Premis simpulan            : Jadi, Budi akan dehidrasi

      3. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
Premis umum                : Budi berada di Bali atau Surabaya
Premis khusus               : Budi berada di Bali
Premis simpulan            : Jadi, Budi tidak berada di Surabaya


Emiten
Entimem adalah silogisme yang diperpendek. Entimen tidak peerlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya.
Contoh :
Premis umum                : Semua orang yang ingin sukses, harus bekerja keras
Premis khusus               : Budi orang yang ingin sukses
Premis simpulan            : Maka, Budi harus bekerja keras









Sumber :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar