Saya
akan menceritakan pengalaman pribadi saya tentang adat istiadat yang pernah
saya lihat atau saya temukan. Saya akan bercerita tentang tahap-tahap
pernikahan kakak kandung saya yang menggunakan pernikahan adat Jawa. Disini
saya sangat tertarik karena saya melihat secara langsung dan jelas semua proses
dan tahap-tahap dalam pernikahan adat Jawa ini. Pertama dimulai dari sesi
siraman, dimana kakak saya duduk dibawah pendopo yang telah disiapkan untuk
melakukan proses siraman, sesi ini dilakukan untuk membersihkan diri dan hati
si calon pengantin wanita sehingga semakin mantap untuk melangsung pernikahan
esok harinya. Disini semua keluarga besar saya berkumpul untuk melihat proses
siraman. Yang boleh ikut serta dalam proses penyiraman adalah keluarga yang
telah mempunyai keluarga, dan termasuk kedua orang tua saya pun wajib untuk
melakukan prosesi siraman itu. Ari dari siraman itu di kumpulkan dari tujuh
sumur mata air yang berbeda-beda, dimana memang sudah adat Jawa. Setelah
melakukan prosesi siraman, kemudia kakak saya di gendong masuk ke dalam kamar
oleh Ayah saya, sesi ini adalah proses dimana sang Ayah telah melepas anaknya
untuk menikah atau memulai kehidupan baru. Setiap proses saya amati dengan
sangat seksama, karena selama ini saya melihat prosesi ini hanya dalam televisi
namun disini saya bisa melihat secara langsung dan dekat semua prosesi yang
dilakukan sebelum acara pernikahan ke esokan harinya.
Pada
malam harinya dilanjutkan dengan acara malam midodaremi. Malam midodaremi
adalah malam perkenalan kedua keluarga calon pengantin, dimana kedua keluarga
saling memperkenalkan semua keluarganya satu persatu.
Proses
pernikahan adat Jawa termasuk proses yang cukup rumit, karena banyak sekali
aturan yang harus di ikuti tidak boleh asal-asalan. Pernikahan kakak saya
dilangsukan di Balai Komando Cijantung, proses pernikahan pun masih sama, yaitu
menggunakan adat Jawa. Sebelum memasuki
gedung secara beriringan, seorang cucuk lampah memberikan arahan bagaimana
iring-iringan saat memasuki gedung. Cucuk lampah adalah seorang
pemberi/pengarah jalan para rombongan pengantin, pagar ayu dan pagar bagus
menuju pelaminan mempelai. Setelah pengantin sampai di pelaminan, selanjutnya
dilanjutkan dengan proses acara pembukaan yaitu sebuah drama tentang Rama dan
Shinta yang berlangsung selama 30 menit, pertunjukan pun menggunakan bahasa
Jawa karena acara pernikahan menggunakan adat Jawa. Sekian pengalaan pribadi
saya yang pernah saya rasakan dan alami tentang adat istiadat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar