Selasa, 07 Oktober 2014

Pengalaman Pribadi Tentang Adat Istiadat

Saya akan menceritakan pengalaman pribadi saya tentang adat istiadat yang pernah saya lihat atau saya temukan. Saya akan bercerita tentang tahap-tahap pernikahan kakak kandung saya yang menggunakan pernikahan adat Jawa. Disini saya sangat tertarik karena saya melihat secara langsung dan jelas semua proses dan tahap-tahap dalam pernikahan adat Jawa ini. Pertama dimulai dari sesi siraman, dimana kakak saya duduk dibawah pendopo yang telah disiapkan untuk melakukan proses siraman, sesi ini dilakukan untuk membersihkan diri dan hati si calon pengantin wanita sehingga semakin mantap untuk melangsung pernikahan esok harinya. Disini semua keluarga besar saya berkumpul untuk melihat proses siraman. Yang boleh ikut serta dalam proses penyiraman adalah keluarga yang telah mempunyai keluarga, dan termasuk kedua orang tua saya pun wajib untuk melakukan prosesi siraman itu. Ari dari siraman itu di kumpulkan dari tujuh sumur mata air yang berbeda-beda, dimana memang sudah adat Jawa. Setelah melakukan prosesi siraman, kemudia kakak saya di gendong masuk ke dalam kamar oleh Ayah saya, sesi ini adalah proses dimana sang Ayah telah melepas anaknya untuk menikah atau memulai kehidupan baru. Setiap proses saya amati dengan sangat seksama, karena selama ini saya melihat prosesi ini hanya dalam televisi namun disini saya bisa melihat secara langsung dan dekat semua prosesi yang dilakukan sebelum acara pernikahan ke esokan harinya.

Pada malam harinya dilanjutkan dengan acara malam midodaremi. Malam midodaremi adalah malam perkenalan kedua keluarga calon pengantin, dimana kedua keluarga saling memperkenalkan semua keluarganya satu persatu.


Proses pernikahan adat Jawa termasuk proses yang cukup rumit, karena banyak sekali aturan yang harus di ikuti tidak boleh asal-asalan. Pernikahan kakak saya dilangsukan di Balai Komando Cijantung, proses pernikahan pun masih sama, yaitu menggunakan adat  Jawa. Sebelum memasuki gedung secara beriringan, seorang cucuk lampah memberikan arahan bagaimana iring-iringan saat memasuki gedung. Cucuk lampah adalah seorang pemberi/pengarah jalan para rombongan pengantin, pagar ayu dan pagar bagus menuju pelaminan mempelai. Setelah pengantin sampai di pelaminan, selanjutnya dilanjutkan dengan proses acara pembukaan yaitu sebuah drama tentang Rama dan Shinta yang berlangsung selama 30 menit, pertunjukan pun menggunakan bahasa Jawa karena acara pernikahan menggunakan adat Jawa. Sekian pengalaan pribadi saya yang pernah saya rasakan dan alami tentang adat istiadat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar