Penalaran induktif
merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil
pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari
penalaran deduktif. Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam
berpikir denganbertolak dari hal-hal khusus ke umum. Dalam konteks ini, teori
bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan
memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan
melakukan generalisasi.
Contoh :
·
Besi memuai jika dipanaskan
·
Alumunium memuai jika dipanaskan
·
Tembaga memuai jika dipanaskan
·
Semua logam memuai jika dipanaskan
Generalisasi
Adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju
kesimpulan umum.
Contoh :
· Raffi Ahmad
adalah pembawa acara televisi, dan ia berpenampilan menarik
· Andika
Pratama adalah pembawa acara televisi, dan ia berpenampilan menarik
·
Generalisasi
: Semua pembawa acara televisi berpenampilan menarik
Macam-macam
Generalisasi
1.
Generalisasi Sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang
menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh :
·
Semua bulan
masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31 hari.
2.
Generalisasi Tidak Sempurna
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil
dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena
yang belum diselidiki. Generalisasi ini dapat menghasilkan kebenaran
bila melalui pengujian yang benar.
Contoh :
·
Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia
senang memakai celana jeans.
Analogi
Cara penarikan
penalaran dengan membandingkan dua hal yangmempunyai sifat yang sama. Analogi
mempunyai 4 fungsi,antara lain :
1.
Membandingkan beberapa orang yang
memiliki sifat kesamaan
2.
Meramalkan kesamaan
3.
Menyingkapkan kekeliruan
4.
Klasifikasi
Contoh :
Orang yang tidak
memiliki tujuan dalam hidupnya tidak akan menjalani hidupnya dengan baik, ia
akan selalu dalam keraguan, sama seperti seseorang yang hidup di dalam rumah
tanpa penerangan. Ia akan berjalan tak tahu arah, tak jelas kemana ia berjalan
sehingga ia akan mudah tertabrak benda yang ada disekitarnya.
Jenis-jenis Analogi :
1.
Analogi Induktif
Analogi
yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik
kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena
kedua.
Contoh
:
Budi
Terpaksa dipecat dari kantornya di PT. ABC karena terlambat masuk kerja, Boni
juga akan di pecat dari kantornya di PT. ABC jika terlambat masuk kerja.
2.
Analogi Deklaratif
Metode
untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar,
dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide
baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal
yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Contoh
:
metode
pengajaran yang diberikan oleh guru kepada murid-muridnya haruslah memiliki
waktu yang efektif. Pemberian materi kepada murid-murid sebaiknya sesuai dengan
kapasitas murid sejauh mana murid dapat menampung materi yang diberikan. Sama
halnya dengan ember yang terus menerus diisi air, pada akhirnya akan tumpah
juga jika terus menerus diisi dengan air.
Kausal
Penalaran yang bertolak
dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjadi
dalam rangkaian sebab akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang
muncul tanpa penyebab.
Macam-macam hubungan
kausal :
1.
Sebab – akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B.
Disamping ini pola seperti ini juga dapat menyebabkan B, C, D dan seterusnya.
Jadi, efek dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari
satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan
penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat
pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap suatu akibat yang nyata.
Contoh :
Kemarin
Budi kehujanan saat pulang sekolah, maka hari ini Budi sakit
2.
Akibat – sebab
Hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam
penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.
Contoh :
Kampung
Pulo termasuk daerah yang sering banjir, hal itu disebabkan warganya sering
buang sampah sembarangan.
3. Akibat – akibat
Suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya.
Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.
Contoh :
Kemarin Budi mengalami kecelakaan motor akibat
menabrak mobil. Akibat dari kecelakaan tersebut Budi mengalami patah kaki dan
harus dirawat di rumah sakit.
Hipotesis dan Teori
Hipotesa adalah sebuah Informasi yang masih belum
teruji kebenarannya, sedangkan Teori adalah sebuah fakta yang tepat dan bisa
dipertanggung jawabkan. Teori adalah azas – azas yang umum dan abstrak
yang diterima secara ilmiah dan sekurang – kurangnya data dipercaya untuk
menerangkan fenomena – fenomena yang ada. Hipotese merupakan suatu dugan yang
bersifat sementara mengenai sebab –sebab atau relasi antara fenomena –
fenomena, sedangkan teori merupakan hipotese yang telah di uji dan yang dapat
diterapkan pada fenomena – fenomena yang relevan atau sejenis. Dengan
demikian, walaupun hipotese merupakan cara yang baik untuk mempertalikan fakta
–fakta tertentu, suatu waktu hipotese itu dapat ditolak karena fakta – fakta
baru yang dijumpai bertentangan atau tidak lagi menunjang hipotese tadi. Sebab
itu persoalan yang dihadapi adalah bagaimana merumuskan sebuah hipotese yang
kuat.
Contoh :
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi gelap, maka seseorang
dapat menyimpulkan bahwa sebentar lagi akan turun hujan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar