Rabu, 26 Maret 2014

INDUKTIF

Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir denganbertolak dari hal-hal khusus ke umum. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Contoh :
      ·         Besi memuai jika dipanaskan
      ·         Alumunium memuai jika dipanaskan
      ·         Tembaga memuai jika dipanaskan
      ·         Semua logam memuai jika dipanaskan


Generalisasi
Adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh :
    ·          Raffi Ahmad adalah pembawa acara televisi, dan ia berpenampilan menarik
     ·       Andika Pratama adalah pembawa acara televisi, dan ia berpenampilan menarik
      ·         Generalisasi : Semua pembawa acara televisi berpenampilan menarik

Macam-macam Generalisasi
      1.      Generalisasi Sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh :
·         Semua bulan masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31 hari.

      2.      Generalisasi Tidak Sempurna
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Generalisasi ini dapat menghasilkan kebenaran bila melalui pengujian yang benar.
Contoh :
·         Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana jeans.


Analogi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yangmempunyai sifat yang sama. Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :
      1.      Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
      2.      Meramalkan kesamaan
      3.      Menyingkapkan kekeliruan
      4.      Klasifikasi

Contoh :
Orang yang tidak memiliki tujuan dalam hidupnya tidak akan menjalani hidupnya dengan baik, ia akan selalu dalam keraguan, sama seperti seseorang yang hidup di dalam rumah tanpa penerangan. Ia akan berjalan tak tahu arah, tak jelas kemana ia berjalan sehingga ia akan mudah tertabrak benda yang ada disekitarnya.

Jenis-jenis Analogi :
      1.      Analogi Induktif
Analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua.
Contoh :
Budi Terpaksa dipecat dari kantornya di PT. ABC karena terlambat masuk kerja, Boni juga akan di pecat dari kantornya di PT. ABC jika terlambat masuk kerja.

     2.      Analogi Deklaratif
Metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Contoh :
metode pengajaran yang diberikan oleh guru kepada murid-muridnya haruslah memiliki waktu yang efektif. Pemberian materi kepada murid-murid sebaiknya sesuai dengan kapasitas murid sejauh mana murid dapat menampung materi yang diberikan. Sama halnya dengan ember yang terus menerus diisi air, pada akhirnya akan tumpah juga jika terus menerus diisi dengan air.


Kausal
Penalaran yang bertolak dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjadi dalam rangkaian sebab akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang muncul tanpa penyebab.

Macam-macam hubungan kausal :
      1.      Sebab – akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Disamping ini pola seperti ini juga dapat menyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap suatu akibat yang nyata.
Contoh :
Kemarin Budi kehujanan saat pulang sekolah, maka hari ini Budi sakit

      2.      Akibat – sebab
Hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.
Contoh :
Kampung Pulo termasuk daerah yang sering banjir, hal itu disebabkan warganya sering buang sampah sembarangan.

      3.      Akibat – akibat
Suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.
Contoh :
Kemarin Budi mengalami kecelakaan motor akibat menabrak mobil. Akibat dari kecelakaan tersebut Budi mengalami patah kaki dan harus dirawat di rumah sakit.


Hipotesis dan Teori
Hipotesa adalah sebuah Informasi yang masih belum teruji kebenarannya, sedangkan Teori adalah sebuah fakta yang tepat dan bisa dipertanggung jawabkan. Teori adalah azas – azas yang umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang – kurangnya data dipercaya untuk menerangkan fenomena – fenomena yang ada. Hipotese merupakan suatu dugan yang bersifat sementara mengenai sebab –sebab atau relasi antara fenomena – fenomena, sedangkan teori merupakan hipotese yang telah di uji dan yang dapat diterapkan pada fenomena – fenomena yang relevan atau sejenis. Dengan demikian, walaupun hipotese merupakan cara yang baik untuk mempertalikan fakta –fakta tertentu, suatu waktu hipotese itu dapat ditolak karena fakta – fakta baru yang dijumpai bertentangan atau tidak lagi menunjang hipotese tadi. Sebab itu persoalan yang dihadapi adalah bagaimana merumuskan sebuah hipotese yang kuat.
Contoh :
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi gelap, maka seseorang dapat menyimpulkan bahwa sebentar lagi akan turun hujan.








Sumber :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar