Sabtu, 04 Juli 2015

CONDITIONAL SENTENCES

CONDITIONAL SENTENCES
Pengertian Conditional Sentences adalah kalimat bersyarat. Kalimat ini memiliki dua klausa-induk kalimat dan anak-kalimat-yang dihubungkan dengan menggunakan "IF". Kalimat ini memiliki makna "seandainya" atau "jika". Di dalam bahasa Inggris, tipe kalimat ini dibagi menjadi 3, yaitu :
1. First Conditional
2. Second Conditional
3. Third Conditional


A. FIRST CONDITIONAL
1. Rumus

If + S + V1, S + will + V1 + O

Contoh :
a. If I see Barlie, I will tell him.
    (Jika saya bertemu Barlie, saya akan mengatakan kepadanya.)
b. If Julie is free tomorrow, he will invite her.
    (Jika Julie libur besok, dia akan mengundangnya.)
c. If it rains tomorrow, will you stay at home?
    (Jika besok hujan, apakah kamu akan diam di rumah?)
d. If it rains tomorrow, what will you do?
    (Jika besok hujan, apa yang akan kamu lakukan?

2. Makna
Kalimat dalam konstruksi ini berarti mungkin benar-benar terjadi jika syratnya terpenuhi. Oleh karena itu, makna kalimat ini disebut sebagai possibility (kemungkinan). Pemaknaan kalimat pada tipe ini dapat disusun sebagai berikut :

S + may + V1 + that + S + may + V1 + O

Dalam pola susunan tersebut, kalimat-kalimat contoh di atas dapat diuraikan maknanya menjadi berikut :
a. I may see Barlie that I may tell him.
b. Julie may be free tomorrow that he may invite her.
c. It may rain tomorrow, may you stay at home?
d. It may rain tomorrow, what may you do?


B. SECOND CONDITIONAL
1. Rumus

If + S + V2, S + would + V1 + O

Contoh :
a. If I married Rania, I would be happy.
(Jika saya menikah dengan Rania, Saya akan senang.)
b. If Jack became rich, he would marry her.
 (Jika Jack menjadi kaya, dia akan menikahinya.)
c. If it snowed next July, what would you do?
(Jika musim salju bulan July yang akan datang, apa yang akan kamu lakukan?)

2. Makna
Apa yang dikatakan dalam induk kalimat tidak pernah terjadi karena syarat yang dikatakan dalam anak kalimat tidak terpenuhi. Oleh karena itu, kalimat ini disebut sebagai Unreal Present. Tenses untuk makna kalimatnya berubah dan polanya disusun sebagai berikut :

S + don’t/doesn’t + V + that + S + will not + V1 + O

Dalam pola susunan tersebut, kalimat-kalimat contoh di atas dapat diuraikan maknanya menjadi berikut :
a. I don't marry Rania that I am not happy.
b. Jack doesn't become rich that he will not marry her.
c. It doesn't snow next July, what do you do?


C. THIRD CONDITIONAL
1. Rumus

If + S + had + V3, S + would have + V3 + O

Contoh :
a. If I had seen Diana, I would have told her.
(Jika saya bertemu Diana, saya akan mengatakan padanya.)
b. If it had rained yesterday, would you have stayed at home?
(Jika kemarin hujan, akankah kamu tinggal di rumah?)
c. If Shinta had been free yesterday, I would have invited her.)
(Jika Shinta libur kemarin, saya akan mengundangnya.)

2. Makna
Apa yang dikatakan dalam induk kalimat tidak pernah terjadi karena kalimat syarat yang dikatakan dalam anak kalimat tidak pernah terpenuhi. Karena dinyatakan dalam bentuk Past Tense, kalimat ini disebut sebagai Unreal Past. Tenses untuk makna kalimatnya juga berubah:

S + didn’t + V1 + that + S + would not + V1 + O

Dalam pola susunan tersebut, kalimat-kalimat contoh di atas dapat diuraikan maknanya menjadi berikut :
a. I didn't see Diana that I would not tell her.
b. It didn't rain yesterday did you stay at home?
c. Shinta wasn't free yesterday that I would not invite her.




Sumber : http://inggrisonline.com/pengertian-fungsi-dan-rumus-conditional-sentence-type-1-2-3/

Selasa, 13 Januari 2015

Etika Bisnis Dalam Periklanan

Teori
Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yg ditawarkan• pemberitahuan kpd khalayak mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang dimedia massa seperti koran dan majalah, atau di tempat-tempat umum.

Jenis Iklan Berdasarkan tujuannya, iklan diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yakni:
      1.      Iklan Informatif (Informative Advertising)
Iklan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
·        Bertujuan untuk membentuk atau menciptakan kesadaran/pengenalan dan pengetahuan tentang produk atau fitur-fitur baru dari produk yang sudah ada.
·         Menginformasikan perubahan harga dan kemasan produk.
·         Menjelaskan cara kerja produk.
·         Mengurangi ketakutan konsumen.
·         Mengoreksi produk.

      2.      Iklan Persuasif (Persuasive Advertising)
Iklan ini mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
·         Bertujuan untuk menciptakan kesukaan, preferensi dan keyakinan sehingga konsumen mau membeli dan menggunakan barang dan jasa.
·         Mempersuasif khalayak untuk memilih merk tertentu.
·         Menganjurkan untuk membeli.
·         Mengubah persepsi konsumen.
·         Membujuk untuk membeli sekarang.

      3.      Iklan Reminder (Reminder Advertising)
Iklan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
·         Bertujuan untuk mendorong pembelian ulang barang dan jasa.
·         Mengingatkan bahwa suatu produk memiliki kemungkinan akan sangat dibutuhkan dalam waktu dekat.
·         Mengingatkan pembeli dimana membeli produk tersebut.
·         Menjaga kesadaran akan produk (consumer’s state of mind).
·         Menjalin hubungan baik dengan konsumen.

Asas utama periklanan di dalam kitab Etika Pariwara Indonesia, disebutkan 3 asas utama periklanan; yaitu:
Iklan dan pelaku periklanan harus:
  1. Jujur, benar, dan bertanggungjawab.
  2. Bersaing secara sehat.
  3. Melindungi dan menghargai khalayak, tidak merendahkan agama, budaya, negara, dan golongan, serta  tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Contoh Kasus
Kasus Pada Minuman Buavita

Iklan Buavita ini mempunyai potensi melanggar kode etis periklanan karena dengan menampilkan klaim 100% Juice, sehingga akan cenderung dapat menipu para pemirsa televisi dengan mengklaim 100%, yang kenyataanya sangat relative dan tentu ada campuran airnya. Tidak mungkin juga didalam kemasan seperti buavita tidak ada campuran lainnya, karena kalo tidak pasti minuman tersebut akan lebih cepat basi atau tidak layak minum.


Analisis
Menurut saya, sebuah perusahaan haruslah mengikuti etika periklanan yang ada dan tidak sembarangan menayangkan sebuah iklan. Perusahaan juga tidak boleh mengabaikan etika periklanan, apabila perusahaan mengabaikan itu adalah kesalahan yang sangat besar bagi perusahaan dan produk yang di tawarkan. Perusahaan pun harus lebih memahami dan mempelajari tentang etika periklanan, agar tidak terjadi kesalahan dalam mengiklankan sebuah produk.

Sebuah iklan yang ditawarkan memang harus persuasif, yaitu dapat menarik konsumen untuk menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan. Tetapi harus dengan benar dan jujur agar konsumen pun tidak merasa tertipu dengan produk yang ditawarkan. Terkadang sebuah perusahaan membuat iklan agar menarik dengan cara melanggar norma yang ada, seperti yang berbau pornografi. Kebanyakan perusahaan melakukan hal tersebut karna perusahaan berpikir akan sangat mudah untuk mendapatkan konsumen. Cara seperti itu sangatlah salah apabila dilakukan oleh perusahaan.

Dari contoh kasus saya di atas, jelas bahwa buavita mencoba menarik konsumen dengan memberikan pernyataan 100% jus buah asli. Padahal sebenarnya tidak 100% jus buah asli, pasti ada campuran bahan lain agar minuman lebih enak saat dikonsumsi. Tetapi apa yang dilakukan buavita tidak benar, karena menggunakan kata 100% yang melanggar aturan bahasa dalam etika periklanan. Tidak jujur dalam mengiklankan produknya.

Seharusnya perusahaan lebih mengutamakan etika periklanan yang ada, agar iklan tidak melanggar norma dan jujur adanya. Dengan seperti itu pasti konsumen akan merasa lebih puas, karena iklan yang ditayangkan sama dengan produk yang dirasakan. Konsumen pun akan menjadi lebih percaya akan produk yang ditawarkan tersebut. Perusahaan juga seharusnya perlu banyak memahami lebih lanjut tentang etika periklanan, agar tidak terjadi pelanggaran norma. Perusahaan juga dilarang untuk menjelek-jelekan produk pesaing, memang dalam bisnis ada kata persaingan, tetapi persaingan yg dimaksud adalah persaingan sehat yang tidak saling menjatuhkan produk perusahaan lain.


Refrensi
Sumber :belajardekavetiga.blogspot.com/2005_12_01
http://mmurtidew.blogspot.com/2013/11/definisi-iklan-dan-jenis-iklan-softkill.html
https://www.facebook.com/notes/ridwan-handoyo/dasar-dasar-etika-periklanan-bagian-1/10150206675220546